Analisa Sektor Finance Industri Pembiayaan Indonesia
Tanggal penulisan : 2 Mei 2018
Analisa sektor Finance (8) pada industri Financial Institution (82)
Analisa sektor Finance (8) pada industri Financial Institution (82)
Penulis memisahkan Sektor Finance menjadi 5 kategori antara lain :
Apa sih bisnis pembiayaan? Bisnis pembiayaan berasal dari bisnis memudahkan kita dalam merencanakan keuangan kita dengan bantuan pihak lain yaitu Perusahaan Pembiayaan. Ilustrasi sederhananya adalah ketika biasanya kita mau pergi ke kantor menggunakan alat transportasi umum ada biaya yang kita keluarkan untuk itu tetapi kita memiliki kendala sangat macet sekali di jalan dan tak jarang untuk mencapai kantor yang dituju terkadang harus melewati jalan kecil sehingga untuk sampai tujuan akhir agak sulit. Dengan adanya perusahaan ini kita dapat mendapatkan kendaraan sendiri dengan membayar cicilan kepada perusahaan tersebut. Jadi uang yang biasa kita pakai untuk transportasi setiap hari dikumpulkan untuk membeli sepeda atau sepeda motor yang bisa mencapai tujuan akhir sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.
Dengan hadirnya perusahaan pembiayaan ini memudahkan kita dan menjadi alternatif merencanakan keuangan kita sendiri. Tetapi dengan adanya kelebihan dan kemudahan tentu perusahaan pembiayaan juga tidak mau rugi mereka akan mendapatkan keuntungan berupa bunga yang dibebankan oleh pelanggan yang meminjam uang dari perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan pembiayaan yang sudah memberikan pembiayaan menjual piutangnya kepada pihak lain maka akan diberi nama anjak piutang. Piutang pembiayaan hanya melibatkan 2 pihak yaitu pihak yang menerima pembiayaan dan yang memberikan pembiayaan akan tetapi anjak piutang melibatkan 3 pihak Yaitu yang menerima pembiayaan yang memberikan pembiayaan kemudian aset tersebut dijual kepada perusahaan pembiayaan lain sebagai anjak piutang. Dan piutang yang dijual kepada perusahaan pembiayaan lain akan diberikan diskon untuk keuntungan pihak yang membeli asset piutang tersebut.
Kesimpulan dalam perusahaan financing Maka perusahaan pembiayaan akan memakai modalnya sendiri ataupun pinjam ke pihak lain kemudian memberikan pembiayaan kepada orang lain. Jadi sepertinya bisnis ini mirip sekali dengan Perbankan. Akan tetapi resiko bisnis pembiayaan lebih besar karena banyak mengandung asset bergerak sehingga resiko yang besar diimbangi dengan biaya bunga yang jauh lebih tinggi dibandingkan jaminan bank yang biasanya lebih banyak memakai agunan atau jaminan tidak bergerak seperti rumah. Oleh karena itu komponen penting dalam bisnis pembiayaan menurut penulis antara lain
Setara Kas --> Dana yang akan digunakan untuk pembiayaan
Jumlah Pembiayaan --> Jumlah bisnis pembiayaan yang sedang berjalan
Pinjaman --> Pinjaman perusahaan untuk membiayai bisnis pembiayaan
Ekuitas --> Modal dari perusahaan untuk menjalankan bisnis
Pendapatan --> Pendapatan bisnis perusahaan
Beban Bunga --> Beban bunga pinjaman
Total Beban --> Total Biaya perusahaan
Laba --> Laba perusahaan
Sedangkan rasio yang mungkin berguna untuk bisnis adalah
Ekuitas dengan jumlah Pinjaman yang diberikan (Modal sendiri)
Perbandingan Pendapatan bunga vs beban bunga (Mengukur Biaya)
Laba pada Jumlah Pembiayaan (Saya akan menulis dengan RoF (Return on Financing)
Dalam hal ini pengukuran kinerja pembiayaan sangat tergantung pada laba perusahaan.
Dengan hadirnya perusahaan pembiayaan ini memudahkan kita dan menjadi alternatif merencanakan keuangan kita sendiri. Tetapi dengan adanya kelebihan dan kemudahan tentu perusahaan pembiayaan juga tidak mau rugi mereka akan mendapatkan keuntungan berupa bunga yang dibebankan oleh pelanggan yang meminjam uang dari perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan pembiayaan yang sudah memberikan pembiayaan menjual piutangnya kepada pihak lain maka akan diberi nama anjak piutang. Piutang pembiayaan hanya melibatkan 2 pihak yaitu pihak yang menerima pembiayaan dan yang memberikan pembiayaan akan tetapi anjak piutang melibatkan 3 pihak Yaitu yang menerima pembiayaan yang memberikan pembiayaan kemudian aset tersebut dijual kepada perusahaan pembiayaan lain sebagai anjak piutang. Dan piutang yang dijual kepada perusahaan pembiayaan lain akan diberikan diskon untuk keuntungan pihak yang membeli asset piutang tersebut.
Kesimpulan dalam perusahaan financing Maka perusahaan pembiayaan akan memakai modalnya sendiri ataupun pinjam ke pihak lain kemudian memberikan pembiayaan kepada orang lain. Jadi sepertinya bisnis ini mirip sekali dengan Perbankan. Akan tetapi resiko bisnis pembiayaan lebih besar karena banyak mengandung asset bergerak sehingga resiko yang besar diimbangi dengan biaya bunga yang jauh lebih tinggi dibandingkan jaminan bank yang biasanya lebih banyak memakai agunan atau jaminan tidak bergerak seperti rumah. Oleh karena itu komponen penting dalam bisnis pembiayaan menurut penulis antara lain
Setara Kas --> Dana yang akan digunakan untuk pembiayaan
Jumlah Pembiayaan --> Jumlah bisnis pembiayaan yang sedang berjalan
Pinjaman --> Pinjaman perusahaan untuk membiayai bisnis pembiayaan
Ekuitas --> Modal dari perusahaan untuk menjalankan bisnis
Pendapatan --> Pendapatan bisnis perusahaan
Beban Bunga --> Beban bunga pinjaman
Total Beban --> Total Biaya perusahaan
Laba --> Laba perusahaan
Sedangkan rasio yang mungkin berguna untuk bisnis adalah
Ekuitas dengan jumlah Pinjaman yang diberikan (Modal sendiri)
Perbandingan Pendapatan bunga vs beban bunga (Mengukur Biaya)
Laba pada Jumlah Pembiayaan (Saya akan menulis dengan RoF (Return on Financing)
Dalam hal ini pengukuran kinerja pembiayaan sangat tergantung pada laba perusahaan.
Tolok ukur Laba yang paling cocok dari pembiayaan versi penulis adalah PER, ROF
Mari kita analisa 2 kriteria tersebut pada perusahaan Pembiayaan yang listing di bursa pada penutupan tgl 2 Mei 2018.
Saham | Ekuitas | Jumlah Financing | %Modal | Laba | %ROF |
ADMF | 4,421,369 | 13,240,556 | 33.39% | 1,583,321 | 11.96 % |
BBLD | 1,129,541 | 4,057,180 | 27.84% | 66,433 | 1.64 % |
BFIN | 4,904,265 | 15,352,000 | 31.95% | 1,187,510 | 7.74 % |
BPFI | 621,745 | 1,350,955 | 46.02% | 48,979 | 3.63 % |
CFIN | 4,029,531 | 9,568,882 | 42.11% | 236,275 | 2.47 % |
DEFI | 82,660 | 35,157 | 235.12% | 8,694 | 24.73 % |
FINN | 254,245 | 1,097,747 | 23.16% | 14,713 | 1.34 % |
HDFA | 524,756 | 3,585,278 | 14.64% | 17,858 | 0.50 % |
IBFN | 127,808 | 1,515,888 | 8.43% | (215,596) | (14.22)% |
IMJS | 2,354,413 | 10,215,739 | 23.05% | 194,085 | 1.90 % |
MFIN | 1,933,974 | 2,910,103 | 66.46% | 332,932 | 11.44 % |
TIFA | 323,772 | 1,543,896 | 20.97% | 23,010 | 1.49 % |
TRUS | 248,834 | 254,330 | 97.84% | 13,345 | 5.25 % |
VRNA | 464,248 | 1,519,725 | 30.55% | 7,552 | 0.50 % |
WOMF | 989,812 | 6,796,231 | 14.56% | 180,665 | 2.66 % |
Top 5 Saham yang paling pintar mengelola dana investasi adalah
1. DEFI
2. ADMF
3. MFIN
4. BFIN
5. TRUS
Saham | Harga | EPS 2017 | PER |
ADMF | 8,500 | 1,409.00 | 6.03 |
BBLD | 490 | 40.37 | 12.14 |
BFIN | 805 | 79.00 | 10.19 |
BPFI | 510 | 32.06 | 15.91 |
CFIN | 330 | 59.30 | 5.56 |
DEFI | 820 | 33.57 | 24.43 |
FINN | 128 | 12.00 | 10.67 |
HDFA | 190 | 8.00 | 23.75 |
IBFN | 104 | (67.93) | (1.53) |
IMJS | 725 | 49.62 | 14.61 |
MFIN | 1,760 | 251.00 | 7.01 |
TIFA | 193 | 21.31 | 9.06 |
TRUS | 230 | 16.68 | 13.79 |
VRNA | 93 | 3.81 | 24.41 |
WOMF | 284 | 51.89 | 5.47 |
1. WOMF
2. CFIN
3. ADMF
4. MFIN
5. TIFA
Hasil analisa sektor finance industri asuransi untuk negara Indonesia adalah
PER average yang positif dari 14 emiten adalah 13.07
Kategori PER yang baik adalah dibawah 10
PER kategori sedang adalah 13
Sedangkan Average ROF adalah 5.52%
Kategori ROF yang bagus adalah diatas 5%
ROF ketegori sedang adalah 2.5%
Terima kasih,
Krisantus (Bozdiamond)
Post a Comment