TLKM (PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk)
Analisa Fundamental Saham TLKM request by R Mulyono
Tgl penulisan artikel : 31 Oktober 2017
Saham PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang Telekomunikasi
Laporan keuangan yang dapat dilihat pada hari ini adalah laporan keuangan Q3 2017.
Berikut hasil analisa fundamental saham TLKM posisi Q3 2017
Analisa Fundamental Growth Investing
Analisa revenue growth tahun 2007 - 2016
Indikator fundamental kenaikan rata - rata 15% dalam 10 Tahun
(Rasio ini kurang bagus dari segi revenue growth)
Analisa earning growth tahun 2007 - 2016
Year | Earning | EPS | Saham Beredar |
2007 | 13,043 | 130.68 | 20,159,999,280 |
2008 | 10,672 | 108.08 | 20,159,999,280 |
2009 | 11,399 | 115.90 | 20,159,999,280 |
2010 | 11,537 | 117.31 | 20,159,999,280 |
2011 | 10,965 | 111.93 | 20,159,999,280 |
2012 | 12,850 | 133.80 | 20,159,999,280 |
2013 | 14,205 | 147.40 | 100,799,996,400 |
2014 | 14,471 | 148.10 | 100,799,996,400 |
2015 | 15,489 | 157.80 | 100,799,996,400 |
2016 | 19,352 | 196.20 | 100,799,996,400 |
2016 / 2007 | 148.37% | 150.14% | 500.00% |
Average Growth | 4.48% | 4.62% | 19.58% |
Indikator fundamental kenaikan rata - rata 15% dalam 10 Tahun
Indikator fundamental kenaikan rata - rata 15% dalam 10 Tahun
Indikator fundamental kenaikan rata - rata 15% dalam 10 Tahun
Analisa average ROE Tahun 2007 - 2016
|
(Indikator Fundamental Kenaikan Average ROE 15% dalam 10 Tahun)
(Rasio ini bagus dari segi Average ROE)
|
Melalui analisa fundamental growth investing saham ini dari 5 Poin Penting
Nilai kesehatan fundamental growth investing untuk saham ini adalah 40%
Nilai kesehatan fundamental growth investing untuk saham ini adalah 40%
Analisa Fundamental Value Investing
Dividen
Perusahaan ini selalu membagikan Dividen
Tahun Buku | Dividen | EPS | % Payout |
2014 | 89.46 | 148 | 60.41% |
2015 | 104.016 | 158 | 65.92% |
2016 | 117.368 | 196 | 59.82% |
Average % Payout | 62.05% |
P/E
Harga saat penulisan adalah 4,030,-
Earning Q3 2017 adalah 180.92
Proyeksi Earning 2017 adalah 241.23
Proyeksi Earning 2017 adalah 241.23
Maka P/E = 16.71 --> Rasio ini kurang bagus karena seharusnya P/E < 15)
PBV
Ekuitasnya adalah 110,571,000,000,000,-
Dengan jumlah saham yang beredar adalah 100,799,996,400,-.
Maka nilai buku perusahaan adalah Rp. 1,097,-
Maka nilai buku perusahaan adalah Rp. 1,097,-
PBV adalah 3.67,-.
(Rasio ini kurang bagus karena seharusnya PBV < 1.5)
Working Capital
Asset Lancar = 51,450,-
Utang Lancar = 43,193,-
(Rasio ini kurang bagus karena seharusnya Asset Lancar > 2 x Utang Lancar)
Debt to Equity Rasio
Total Equity = 110,571,-
Total Utang = 79,937,-
(Rasio ini bagus karena seharusnya Total Equity > Total Utang)
Analisa Value Investing | ||
No | Indikator | Hasil |
1 | Deviden | Bagus |
2 | P/E | Kurang Bagus |
3 | PBV | Kurang Bagus |
4 | Working Capital | Kurang Bagus |
5 | Debt to Equity | Bagus |
Total Score | 40 |
Melalui analisa fundamental value investing saham ini dari 5 Poin Penting
Nilai kesehatan fundamental value investing untuk saham ini adalah 40%
Nilai kesehatan fundamental gabungan Growth dan Value Investing adalah 40%
Nilai kesehatan fundamental gabungan Growth dan Value Investing adalah 40%
Analisa Tambahan AFSI
Melihat dari histori grafik harga saham. Maka Trending Saham Ini adalah Downtrend
Bagi yang ada input atau masukan boleh beri Komentar ya.
(Analisis Fundamental? Kita percaya suatu saat nanti sebuah Perusahaan nilai sahamnya pasti akan kembali kepada nilai perusahaan sesungguhnya sesuai dengan laporan keuangan perusahaan yang sebenarnya)
Salam,
Krisantus (Bozdiamond)
Keren
ReplyDeleteThanks for sharing. Gmn dg laporan terbaru.
ReplyDeleteApakah TLKM bagus utk dikoleksi jd investasi mengingat dr total skor cuma 40% yg artinya kurang bagus.
Telkom disatu sisi dia memang terbaik di industrinya di satu sisi memang sektor ini di masa depan semakin ditekan oleh biaya teknologi baru. Kita tidak tahu mana yang lebih dominan di perusahaan ini. Tapi di industri ini memang berat ya bagi saya. Saya saat ini kurang tertarik masuk dalam industri ini. Karena masih banyak emiten sektor lain yang prospeknya lebih baik.
ReplyDelete